6 months ago / INDIAN TECHNICAL AND ECONOMIC COOPERATION TRAINING (ITEC), / 290 View
Pemerintah India memfasilitasi pelatihan bagi pegawai dan pejabat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dalam Program Kerja Sama Teknis dan Ekonomi India (ITEC). Konsul Jenderal India di Medan Shubham Singh menerima langsung peserta pelatihan yang mengikuti program pelatihan pertanian intensif yang berjudul “Agri Tech Start-ups for Enhancing the Agri Value Chain” di National Institute of Agricultural Extension Management (MANAGE), Hyderabad, India dari tanggal 18 April 2024 hingga 3 Mei 2024.
Peserta pelatihan yang diketuai oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Bapak M. Zakir Syarif Daulay, S.Hut, MM dilepas oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 16 April 2024 di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Peserta pelatihan berasal dari beberapa OPD antara lain Dinas Industri, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perkebunan dan Peternakan. Biro Administrasi Kepemimpinan, Biro Organisasi, Departemen Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Departemen Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Program Kerja Sama Teknis dan Ekonomi India, yang disingkat ITEC, merupakan platform pembangunan kapasitas yang sepenuhnya didanai oleh Kementerian Luar Negeri, Pemerintah India.
ITEC merupakan lembaga tertua yang bertujuan untuk pembangunan kapasitas internasional dan telah melatih lebih dari 200.000 pejabat dari ±160 dari berbagai sektor untuk semua individu yang mencari peningkatan kapasitas, tidak terbatas pada pejabat pemerintah.
Start-up di bidang Pertanian memainkan peran penting dalam memecahkan masalah start-up umumnya dikaitkan dengan perusahaan yang fokus pada teknologi. Tujuan perusahaan start-up biasanya mengembangkan bisnisnya dengan cara inovatif. Adaptasi teknologi inovatif oleh petani adalah kunci keberhasilan Agri Startups. Start-up Agri India memainkan peran penting tidak hanya di India tetapi juga di negara-negara berkembang lainnya di seluruh dunia melalui kehadiran mereka di seluruh dunia. India, ekosistem startup terbesar ketiga di dunia, setelah AS dan Tiongkok dalam hal jumlah Inkubator dan jumlah startup (1.18.260 startup yang diakui DPIIT), merupakan rumah bagi banyak star-tup Agri perintis.
Pelatihan dibuka oleh Dr. P. Chandra Shekara (Director General MANAGE), dalam sambutannya beliau menyampaikan beberapa starup yang ada di India. MANAGE telah banyak membantu embrio perusahaan startup dalam bidang pertanian. Beliau memberikan beberapa contoh seperti startup yang menciptakan mesin pemanjat pohon kelapa. Hal in berdasarkan permasalahan yang ada di negara bagian Kerala yang memiliki banyak sekali kebun kelapa tapi memiliki angka kematian petani kelapa yang jatuh dan meninggal dan kecelakaan kerja, sehingga muncul ide bisnis untuk menciptakan mesin pemanjat kelapa. Ada startup yang juga menciptakan teknologi drone untuk fungsi pengawasan hasil kebun kelapa. Uniknya, pilot drone merupakan perempuan warga lokal yang dilatih untuk supervisi kebun kelapa. Poinnya adalah selain menyelesaikan permasalahan di bidang pertanian, start-up ini juga memberdayakan perempuan lokal. Selain itu start-up ini juga memanfaatkan limbah kebun kelapa sebagai kompos.
Pelatihan diisi dengan materi, diskusi dan kunjngan ke lapangan seperti ke perusahaan start-up dan kantor pemerintahan. Salah satu kunjungan adalah ke ICAR-Indian Institute of Millets Research and Nutrihub-TBI. Millet adalah sekelompok rumput berbiji kecil yang ditanam sebagai tanaman serealia, telah mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena manfaat nutrisinya, kemampuan beradaptasi terhadap beragam iklim, dan potensi pertanian berkelanjutan. Startup telah memainkan peran penting dalam meningkatkan rantai nilai millet dengan memperkenalkan inovasi dan mengatasi tantangan di berbagai tahap produksi, pemrosesan, dan distribusi.
Tahun 2023 adalah “Tahun Millet Internasional” sebagaimana dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dorongan diberikan pada budidaya dan konsumsi Millet melalui berbagai kegiatan di seluruh dunia. Startup dalam rantai nilai Millet memainkan peran penting dalam pengolahan, hubungan pasar, menciptakan berbagai produk bernilai tambah, dan membawa millet ke konsumen.
Di Indonesia, tanaman millet disebut sebagai jewawut yang dikenal sebagai pakan burung. Memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, millet juga bisa menjadi sumber asupan energi, protein, lemak, serta serat. Keistimewaan millet dari sisi kesehatan antara lain tidak mengandung gluten, mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi, dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan dapat menurunkan kolesterol. Selain itu proses budidayanya pun dapat dilakukan dengan gampang. Setidaknya millet lebih mudah dibudidayakan daripada tanaman padi atau gandum. Menariknya, millet dapat ditanam di lahan yang mempunyai tingkat kesuburan tanah yang rendah, strukturnya tanahnya kering, dan beriklim panas. Tanaman ini justru tumbuh subur di musim kemarau.
Millet dapat menjadi solusi ditengah kenaikan harga bahan pangan yang terus meningkat terutama beras. Tingginya harga ini disebabkan berkurangnya persediaan di pasaran yang diakibatkan berkurangnya produksi padi. Berkurangnya produksi disebabkan, antara lain, terjadi gagal panen akibat serangan hama, penyakit, bencana alam akibat terjadinya perubahan cuaca dan perubahan iklim termasuk terjadinya fenomena El Nino. Selain gagal panen yang disebabkan cuaca seperti banjir dan kekeringan maupun hama dan penyakit, penurunan produksi padi dari tahun ke tahun juga diakibatkan oleh makin berkurangnya lahan pertanian pangan khususnya sawah. Berkurangnya lahan pertanian ini disebabkan oleh terjadinya alih fungsi (konversi) lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.
Kunjungan yang dilakukan antara lain ke National Fisheries Development Board, Agri-Business Incubation Services by ICRISAT – Kunjungan ke ICRISAT, Hyderabad Startup Ecosystem Exploratory, Kunjungan ke L R Naturals, Kunjungan ke AgriGhar, Kunjungan ke T-Hub - Govt. of Telangana initiative to Nurture Startups, Kunjungan ke Rural Technology Park - NIRD-PR.
Dari pelatihan ITEC banyak yang dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah Indonesia terutama Provinsi Sumatera Utara antara lain mengenal ekosistem Start-up India, memahami berbagai teknologi yang diadaptasi oleh para start-up, mengetahui penawaran dari start-up India melalui pembelajaran berdasarkan pengalaman, dapat mengembangkan analisis kesenjangan untuk adaptasi teknologi di negara asal, mengembangkan ide start-up untuk Indonesia.